DENPASAR – Bali lagi-lagi menuai prestasi dalam Ujian Nasional (UN) 2010/2011. Jika pekan lalu meraih prestasi rata-rata lulusan terbaik dan tertinggi UN tingkat SMA/MA, kini Bali mendapatkan predikat serupa untuk tingkat SMP/MTs.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali Ida Bagus Anom mengatakan, dari 56.690 peserta UN SMP/MTs, hanya 38 siswa dinyatakan tidak lulus. ”Ini artinya tingkat kelulusan mencapai 99,93%,”ujar Anom saat mengumumkan hasil UN SMP/MTs di Denpasar kemarin. Dalam pengumuman itu,kelulusan terbaik diraih SMPN 1 Denpasar dengan nilai ratarata 37,61, disusul SMPN 1 Sukawati, Gianyar (37,20) dan SMPN 3 Denpasar (37,13).
Sekadar gambaran,untuk tingkat SMP, ada empat mata pelajaran yang diujikan, yakni bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika,dan ilmu pengetahuan alam. ”Kemendiknas sudah menginformasikan Bali meraih kelulusan terbaik dan tertinggi,” imbuh Anom. Siswa yang memperoleh jumlah nilai tertinggi adalah I Made Aditya Pramartha dari SMPN 3 Denpasar dengan nilai 39,10.Disusul Ni Made Ayu Suryantari dari SMPN 2 Amlapura, Karangasem (38,90), dan Putu Bagus Darmayasa dari SMPN 1 Sukawati,Gianyar (38,75).
Anom menambahkan, Bali telah dua tahun mempertahankan prestasi UN SMP/MTs. Tahun lalu, dua siswi dari Bali meraih nilai terbaik UN tingkat SMP/MTs tahun ajaran 2009/2010, yakni Ni Kadek Indra Puspayanti dari SMPN 1 Abiansemal Badung dan Ni Made Yuli Lestari SMPN 1 Gianyar. Pekan lalu, Bali juga menorehkan prestasi dalam UN SMA/MA tahun ajaran 2010/ 2011.
Prestasi itu diborong empat siswa dari SMAN 4 Denpasar. Keempat pelajar itu adalah Ni Putu Maitri Nara Suari dan Anak Agung Indah Suadnyani sama-sama dengan nilai total 59,00 (peringkat I), Luh GedeAyu Putri Vebriany dengan nilai 58,90 (peringkat II) dan Made Cindy Widya Murthi dengan nilai 58,80 (peringkat III). Ni Putu Maitri Nara Suari meraih nilai 10 pada biologi, fisika, kimia, dan matematika serta 9,2 pada bahasa Indonesia dan 9,8 bahasa Inggris.
Anak Agung Indah Suadnyani meraih nilai 10 pada Biologi, fisika, kimia, dan matematika serta 9,4 bahasa Indonesia dan 9,6 bahasa Inggris. Anom mengatakan, keberhasilan itu tidak terlepas dari persiapan tiap sekolah dalam menghadapi UN seperti dengan menggelar try out.”Tidak itu saja. Provinsi dan kabupaten juga diwajibkan menggelar try out bagi semua anak didik,”ungkap Anom.
Pengamat pendidikan dari Universitas Pendidikan Nasional Denpasar Gede Sri Darma menilai keberhasilan Bali dalam meraih nilai tertinggi dalam UN SMA/MA dan SMP/ MTs disebabkan tingginya kesadaran dan perhatian para orang tua dan lingkungan terhadap pendidikan anak.”Baru setelah itu perhatian pemerintah,” katanya.
Perhatian itu, kata Gede, tidak terlepas dari kemampuan ekonomi masyarakat Bali sehingga mampu mencerdaskan anaknya dengan tidak hanya mengandalkan sekolah, melainkan juga sumber di luar lainnya seperti lembaga kursus dan internet. ”Dengan daya beli yang lebih, orang tua rela mengeluarkan uang untuk kemajuan anaknya,”ujar Gede.
Intervensi 12 SMP
Di bagian lain,Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) akan mengintervensi 12 SMP yang diketahui memiliki tingkat kelulusan UN 0%.Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendiknas Mansyur Ramli mengungkapkan, ke-12 SMP dengan tingkat kelulusannya 0% itu adalah SD dan SMP Satu Atap Bonhkakoy Kabupaten Tujo Una-Una, Sulawesi Tenggara; SMPN Fef Kabupaten Tambrauw Papua Barat, SMPN 4 Wasile Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara; SMPN 4 Tumbang Titi dan MTs At-Taroqi Kendawangan Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Kemudian, SMP PGRI Kedewan Bojonegoro dan SMPN Terbuka Pragan Sumenep, Jawa Timur; SMPN Petanahan Kebumen, SMPN 1 terbuka Cepiring Kendal, SMPN Terbuka Tretep, SMPN Terbuka Tembarak dan SMPN Terbuka Bulun di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Mendiknas Mohammad Nuh mengatakan,Kemendiknas tidak akan tinggal diam membiarkan sekolah ini terbengkalai.
Dia menegaskan, tidak hanya sekolah negeri yang akan diintervensi, sekolah berstatus swasta juga akan diperhatikan. Intervensi yang dilakukan bagi sekolah tersebut adalah penyatuan sekolah yang tidak lulus dengan sekolah di dekatnya yang bermutu dan berfasilitas bagus. ”Namun, bagi sekolah yang manajemennya masih kuat, tidak perlu digabung. Hanya akan diperkuat dari sisi fasilitas dan sumber daya manusia serta keuangannya,” papar Nuh.
Mengenai intervensi keuangan, Nuh mengatakan, tahun lalu saat ditetapkan bahwa UN tidak hanya sebagai standar kelulusan, tetapi juga pemetaan. Kemendiknas sudah memberikan dana Rp1 miliar untuk 100 kabupaten. Nuh mengklaim intervensi tersebut berhasil meningkatkan mutu sekolah. ”Ini artinya semakin meneguhkan bahwa kalau sekolah itu diurus dengan tindakan yang benar, hasilnya akan benar juga,” ungkap mantan Menkominfo ini.
Sebagaimana diketahui,kelulusan peserta UN SMP/MTs Tahun Ajaran 2010/2011 mencapai 99,45%. Dari 3.660.803 peserta UN SMP/MTS, jumlah peserta yang lulus mencapai 3.640.569 orang. Dibandingkan angka kelulusan tahun 2009/2010, ada kenaikan jumlah kelulusan.Angka kelulusan UN tahun lalu gabungan ujian utama dan ujian ulang mencapai 99,42%.
Kemudian, provinsi yang paling banyak tidak lulus dari sisi persentase adalah Kalimantan Barat 6,15% dari 60.518 peserta. Adapun yang paling banyak lulus adalah DKI Jakarta dengan persentase tidak lulus 0,01% dari 134.061 peserta. Jumlah peserta tidak lulus paling banyak ada di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 4.823siswa dari505.393peserta.
Adapun rata-rata nilai akhir siswa secara nasional mencapai 7,56. Paling tinggi adalah Provinsi Bali dengan rata-rata 8,11 dan paling rendah Kalimantan Barat dengan nilai 6,71. miftachul chusna/ neneng zubaidah